Table of Contents
1. Pithecanthropus Erectus
Selengkapnya baca: 3 jenis Pithecanthropus
2. Meganthropus Palaeojavanicus
3. Manusia Homo
- Homo Soloensis berarti “manusia dari Solo”. Fosil ini ditemukan oleh Ter Haar dan Oppernoth di daerah Ngandong, lembah bengawan Solo.
- Homo Wajakensis berarti “manusia dari wajak”. Karena ditemukan di desa Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Jenis manusia purba ini setingkat dengan Homo Soloensis. Fosil ini diperkirakan mirip dengan penduduk asli Australia.
- Fosil Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan di lapisan dilluvium bawah (lapisan Jetis).
- Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan di lapisan dilluvium tengah (lapisan Trinil).
- Fosil Homo ditemukan di lapisan dilluvium atas (lapisan Ngandong.).
Manusia purba jaman prasejarah di luar Indonesia
Seperti telah disinggung pada artikel Manusia purba jaman prasejarah di Indonesia, bahwa manusia-manusia purba selain ditemukan di Indonesia juga ditemukan di negara lain di luar Indonesia. Antara lain: Cina, Afrika dan Eropa. Berdasarkan dari sumber buku-buku sejarah, pada artikel ini Budaya Jawaku juga akan membahas secara sekilas hal tersebut.
1. Di Cina
Di Cina disebut Homo Pekinensis. Yang berarti “manusia dari Peking” yang sekarang nama Peking berganti menjadi Beijing. Homo Pekinensis ditemukan di gua Choukoutien, sekitar 40km dari Peking. Fosil ini ditemukan oleh seorang sarjana dari Kanada, yeng bernama Davidson Black. Berdasarkan penyelidikan, kerangka jenis ini menyerupai kerangka Pithecanthropus Erectus. Oleh karena itu, para ahli menyebutnya juga dengan nama Pithecanthropus Pekinensis atau Sinanthropus Pekinensis, yang berarti “manusia kera dari Peking”.
2. Di Afrika
Di Afrika disebut Homo Africanus, yang berarti “manusia dari Afrika”. Fosilnya ditemukan oleh Raymond Dart. Fosil ini ditemukan di dekat sebuah pertambangan Taung Bostwana, pada tahun 1924. Setelah direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini diberi nama Australopithecus Africanus, karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia. Selanjutnya, Robert Broom menemukan fosil serupa yang berupa tengkorak orang dewasa di tempat yang sama.
3. Di Eropa
Di Eropa disebut Homo Neandherthalensis. Nama itu mengandung arti “manusia Neandhertal”. Manusia jenis ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat pada tahun 1856. Selain di Jerman, juga ditemukan di gua Spy Belgia. Di Perancis juga ditemukan yang disebut Homo Cro Magnon. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa perbedaan antara jenis Pithecanthropus Erectus dengan Homo Sapiens. Perbedaannya antara lain:
- Ruang tengkorak Pithecanthropus lebih kecil dibandingkan Homo Sapiens, sehingga volume otaknya juga lebih kecil. Ruang tengkorak Pithecanthropus kurang dari 1000cc, sedangkan ruang tengkorak Homo Sapiens lebih dari 1000cc.
- Tulang kening Pithecanthropus lebih menonjol ke depan.
- Tulang rahang bawah Pithecanthropus lurus ke depan sehingga tidak berdagu, sedangkan Homo Sapiens berdagu.
- Tulang rahang dan gigi Pithecanthropus lebih besar dan kuat daripada tulang rahang Homo Sapiens.
- Tinggi dan berat badan Homo Sapiens lebih besar, yaitu 130-210 cm dan 30-150 kg.
Referensi lain mengenai manusia purba dan zaman pra-aksara bisa di baca pada artikel sejarah: Masyarakat pra aksara Indonesia